Selasa, 25 Mei 2010

Kisah Abdullah bin Rawahah

Abdullah bin Rawahah adalah seorang sahabat Rasul yang berasal dari kaum Anshar. Dia di kenal sebagai orang yang teguh dalam usaha membela agama Allah. Abdullah termasuk dalam golongan pertama yang dibai'at oleh Rasul. tahun berikutnya, Abdullah pun ikut dibai'at lagi.

Dia termasuk golongan yang selalu mendakwah kan agama islam di Madinah. Dialah yang paling waspada mengawasi gerak-gerik dantipu muslihat Abdullah bin Ubay, sang Pemimpin Golongan Munafik. Berkat kewaspadaannya, Abdullah bin Ubay gagl menjatuhkan Islam.

Abdullah Ibnu Rawahah juga seorang penulis dan penyair. Dia membaktikan kemampuannya itu untuk mengabdi bagi kejayaan Islam. Syair-syair Abdullah menjadi penyemangat di medan pertempuran. Juga memotivasi para pejuang dalam membela Islam.

suatu hari, Rasul duduk bersama para sahabatnya. Kemudian, datang Abdullah bin Rawahah. "Apa yang kamu lakukan pada saat hendak mengucakan syair?" tanya Rasulullah kepada Abdullah. "Akan aku renungkan terlebih dahulu, lalu kuucapkan." jawab Abdullah. Kemudian dia bersyair hingga Rasul memujinya.

Pada saat turun ayat tentang penyair yang digolongkan menjadi kaum sesat, hati Abdullah berduka. Namun kemudian, turun ayat pengecualian bagi orang-orang yang beriman. Hati Abdullah pun menjadi gembira.

Selain pandai bersyair, Abdullah juga seorang yang pandai bertempur. Dia membawa pedangnya ke medan tempur. Dia ikut dalam perang Badar, Uhud, Khandak, Hudaibiah, dan perang Khaibar.Pada saat perang Muktah melawan tentara Romawi, Abdullah berada di barisan depan. Sedikit pun pasukan Islam tidak gentar melihat jumlah pasukan Romawi yang jauh lebih banyak.Abdullah pun membangkitkan semangat tentara Islam yang agak menciut, setelah melihat jumlah musuh yang banyak.

Akhirnya, pasukan Islam maju terus dipimpin oleh Zaid bin Haritsah, kemudian diteruskan oleh Ja'far dan terakhir dipimpin oleh Abdullah bin Rawahah. Pertempuran melawan tentara Romawi sangat sengit. Abdullah tidak gentar sedikit pun. Dengan berani dia maju melawan musuh. Namun, perlawanannya harus terhenti. Abdullah gugur sebagai syuhada.

Selagi pertempuran sedang berlangsung di Syam, Rasul sedang duduk dengan para sahabat di Madinah. Tiba-tiba Rasul menangis sambil berkata,"Panji perang dipegang oleh Zaid bin Haritsah sampai dia gugur, kemudian diambil alih oleh Ja'far sampai Ja'far pun gugur, terakhir dipegang oleh Abdullah bin Rawahah sampai dia pun gugur."

Abdullah bin Rawahah bersemboyan,"Jika kamu tidak gugur di medan perang, kamu tetap akan mati di atas ranjang."

Senin, 24 Mei 2010

Kisah Abdurrahman bin 'Auf

Abdurrahman bin 'Auf merupakan salah seorang sahabat rasul yang setia. Dia masuk islam bersama Abu Bkar, utsman, dan Sa'ad. Sejak dia masuk islam, dia dianiaya oleh kaum Musyrik. Namun, dia tetap teguh memegang agama Islam sebagai pedoman hidup.

Sewaktu Rasul hijrah ke habsyi, Abdurrahman pun ikut serta. Namun, dia kembali lagi ke makkah. Baru kemudian dia hijrah ke habsy dan madinah. Di sana, dia mulai menetap.

Abdurrahman bin 'auf sangat rajin beribadah. Hari-harinya diisi kegiatan ke masjid. Namun, dia juga aktif sebagai seorang pedagang. Dia juga ikut berjuang bersama rasul. Tubuhnya dipenuhi luka akibat perang.

Rasul sering mempersaudarakan antara orang Anshar dan orang Muhajir. Rasul pun mempersaudarakan. "Saudaraku, kau boleh mengambil setengah hartaku dan memilih salah satu istriku." ucap Sa'ad, "semoga Allah memberkati Anda, istri, dan harta anda! Tunjukkanlah letak pasar agar aku dapat berdagang." jawab Abdurrahman.

Kemudian , Abdurrahman pergi ke pasar. Di sana, dia berdagang. Abdurrahman menjadi pedagang yang sukses. Dia berhasil mengumpulkan harta yang melimpah. Akhirnya, Abdurrahman berhasil menjadi pedagang kaya. Namun, dia tetap sederhana dan tidak sombong.

Rasul memberi nasihat kepadanya. "Hai, Abdurrahman, banyaklah bersedekah." Abdurrahman pun tidak sayang meneluarkan hartanya untuk digunakan di jalan Allah. Dan banyak membantu orang yang memerlukan. suatu saat, dia menjual tanah dengan harga tinggi. uang dari hasil jualannya tersebut, dia bagikan kepada kaum fakir miskin.

Abdurrahman selalu mmenghindari barang yang haram. Dia tidak prnah menjual barang-barang yang dilarang agama. Dia juga tidak pernah menipu pembelinya. Dia menjual sesuai dengan harganya.

orang-orang percaya kepadanya, karena dia tidak pernah menipu dengan barang dagangannya.

Setiap hari, dia selalu beribadah. Dia tidak pernah melupakan kewajibannya kepada Allah. Dia pantang menjual barang yang cacat atau rusak. Apabila ada pembeli yang mengeluh tentang barang dagangannya, dia segera menggantinya. Walaupun kaya, dia tetap hidup sederhana.